Jumat, 28 Maret 2014

My Story

Untuk kesekian kalinya aku terbangun dalam lamuman , bayangan wajah yang kerab datang tidak bisa lagi ku hindarkan , berulangkali diri ini bertanya akankah dia akan kembali menempati sunyinya hati ini ?

Dalam kelam aku berharap semuanya akan kembali seperti dulu kala . Dimana, aku dan kamu utuh bagaikan bulan dan bintang tapi mungkin saja itu semua hanya bayangan ilusi .

Ketika hati ini berbisik tidak lagi kuasa menahan perihnya penyesalan. Saat merasakan sebuah perasaan baru, diterpa asa yang membuat haru..

Tapi apa, sekali lagi hanya bayangan ilusi semata..

Ilusikah itu semua? Saat Jantung ini menari dengan penuh semanagat bagaikan balerina di panggung megah?
Saat biola dimainkan dengan sentuhan lembut  menghasilakan sebuah nada nanindah dan mendayu ?

Kucoba untuk berlari mengejar waktu dalam jiwa yang tidak sempurna tetapi masih saja rindu itu datang untuk mengahadang . keadaan fikiran yang frontal membuat raga ini terjatuh dalam kesedihan dan penyesalan.

Mungkin cerita ini belum siap. Terlalu dini untuk dimulai. Karena sang pemeran masih samar dengan perannya.

Rindu ini mulai terlepas, bagai ratusan balon warna-warni yang mulai terbang dan tersebar di awan. Kamu pergi, aku diam. Ada pinta yang tidak sempat terucap. Mungkin aku takut untuk mencari, karena bayangan ilusi hanyalah semu belaka. Tidak akan menjadi nyata..

 Hei ini rahasiaku..

Kepada sang bayang ilusi , yang membentuk abstrak didalam lamunan . Terima kasih atas kebahagian kecil itu, aku hanya bisa membalas dengan tawa renyahku yang tak sempurna.
Jujur, aku ingin mewujudkan bayang ilusi ..yaa kita berdua, kamu dan aku. Tapi lagi-lagi hanya bayang ilusi belaka

Baiklah, mungkin kuputuskan untuk meneruskan mengejar waktu, semoga tak terhalang oleh bayanganmu, hai si bayang ilusi.